Merefleksi Pemikiran kita tentang Urgensi Melestarikan Lingkungan Hidup

Opini, Terbaru70 Dilihat

Artikel Parulian Nasution

(Suatu Catatan / Goresan pena Demi Penyelamatan Bumi dari Polusi dan Penguatan Paku Dunia yang kini semakin terancam Erosi Akibat Penebangan Liar.

Tanggal 5 Juni 2024, diperingati sebagai Hari Lingkungan Hidup.Karena itu perlu Analisis Kritis membangun kesadaran Manusia.

Peringatan hari lingkungan hidup sedunia pada setiap tanggal 5 Juni menjadi sebuah kesempatan dan tindakan mondial   untuk merawat kesadaran dan aksi kolektif dalam melindungi dan melestarikan bumi serta lingkungan hidup dan makhluknya.

Secara historis,  Hari Lingkungan Hidup Sedunia ditetapkan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tanggal  5 Juni. Penetapan Hari Lingkungan Hidup Sedunia itu, bersamaan saat Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Lingkungan Hidup di Stockholm, Swedia, pada 5-16 Juni 1972.  Pada saat itu juga, lahirlah Resolusi  yang diadopsi oleh Majelis Umum tentang  pembentukan UN Environment Program (UNEP).

Sepuluh tahun sebelumnya, 1962, terbit satu buku yang ditulis oleh Rachel Carson berjudul ” _The Silen Spring”._  Dalam buku itu, Rachel menggelisahkan tentang hilangnya suara burung di musim semi akibat pestisida. Burung burung itu memakan biji bijian yang telah disemprot pestisida untuk peningkatan produksi pertanian. Buku ini memicu lahirnya kesadaran tentang lingkungan hidup.

Konferensi Stockholm tersebut adalah merupakan konferensi pertama PBB yang menetapkan lingkungan hidup sebagai salah satu isu penting yang menjadi fokus  pembahasan.  Di momentum dunia inilah  lahirnya Deklarasi Stockholm 1972. Para  peserta konferensi kemudian mengadopsi berbagai  prinsip dalam hal  pengelolaan lingkungan hidup.  Deklarasi itu juga memuat sejumlah rencana aksi untuk Lingkungan hidup Manusia serta beberapa resolusi penting

Terdapat 26 prinsip yang disepakati para peserta dalam Deklarasi Stockholm.   Di deklarasi ini,  isu lingkungan di letakkan di garis depan untuk menjadi perhatian dunia. Di sinilah menjadi momentum awal dialog antara negara-negara industri dan negara-negara berkembang. Topik besarnya adalah mengenai relasi antara pertumbuhan ekonomi, polusi udara, air, dan laut, serta kesejahteraan global.

Terdapat beberapa jenis kategori dalam rencana Aksi ini yaitu :

Program penilaian lingkungan global (rencana pengawasan),Kegiatan pengelolaan lingkungan dan Tindakan internasional untuk mendukung kegiatan penilaian dan pengelolaan yang dilakukan di tingkat nasional dan internasional.

Satu tahun setelah konferensi Stockholm, 1973, untuk pertama kali, perayaan  Hari Lingkungan Hidup Sedunia pertama kali diadakan di Swiss. Tema yang ditetapkan waktu itu adalah “Only One Earth” (hanya satu bumi).

Untuk Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun 2024, tema yang dipilih adalah “Land Restoration, Desertification and Drought Resilience”

(Restorasi Lahan, Penggurunan, dan Ketahanan Terhadap Kekeringan).  Terdapat pula slogan yaitu ; ” Tanah Kita. Masa depan kita. Kami adalah ” Generasi Restorasi”.

Berdasarkan data dari UNCCD (United Nations Convention to Combat Desertification), lebih kurang 40-an persen lahan di bumi terdegradasi. Ini  berdampak langsung pada separuh populasi dunia dan mengancam separuh PDB global (US$ 44 triliun). Sejak tahun 2000, besaran dan durasi kekeringan telah meningkat sebesar 29 persen.  Bila tidak dilakukan  tindakan segera, kekeringan dapat berdampak pada lebih dari tiga perempat populasi dunia pada tahun 2050.

Dalam dekade Restorasi Ekosistem PBB (2021-2030), Restorasi lahan adalah pilar yang sangat menentukan.  Hal ini penting  untuk perlindungan dan kebangkitan ekosistem di seluruh dunia, guna mencapai tujuan SDG’s (Sustainable Development Goals).

Kita, dengan begitu,  secara individu atau secara kolektif, dapat mengambil peran nyata di Hari Lingkungan Hidup Sedunia ini.

Kita bisa melakukan tindakan sederhana mulai dari rumah tangga, perkantoran hingga ruang publik. Bersih bersih kamar, rumah, halaman rumah hingga kompleks perumahan. Bersih bersih ruang publik seperti alun alun, sungai dan pantai. Menanam pohon penghijauan, reboisasi hutan alam dan mangrove. Serta, tindakan sederhana lainnya. Seberapa pun kecilnya, bisa berefek besar. Semisal mematikan air kran yg mengalir percuma. Atau, mematikan lampu listrik yang menyala percuma.  (small action, big change). Semoga. (Di Tulis berdasarkan Literatur Kajian Lingkungan Hidup.Parulian Nasution/Eksekutif Peradaban) 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *