geraimedia.com-Jakarta. Pada tanggal 27 Juni 2024, hubungan antara kelompok Hizbullah dan militer Israel memanas setelah Hizbullah mengaku melakukan serangan terhadap pangkalan militer Israel di utara Israel menggunakan puluhan roket Katyusha. Serangan ini diduga sebagai balasan atas serangan Israel terhadap kota Nabatiyeh dan desa Sohmor di Lebanon pada hari yang sama, yang menyebabkan kematian empat pejuang Hizbullah.
Menurut laporan AFP, serangan Hizbullah di Israel utara terjadi pada Kamis waktu setempat dan direspons dengan keras oleh militer Israel, yang berhasil mencegat sebagian besar dari 35 peluncuran roket yang diidentifikasi berasal dari Lebanon. Meskipun demikian, tidak ada laporan cedera yang dilaporkan dari pihak Israel.
Eskalasi konflik ini juga mencakup serangan Israel sebelumnya di beberapa wilayah di Lebanon selatan, termasuk Nabatiyeh, yang terjadi pada Rabu sebelumnya dan menyebabkan lebih dari 20 orang terluka ketika sebuah bangunan dua lantai menjadi sasaran.
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, dalam kunjungannya ke Amerika Serikat pada hari Rabu sebelum serangan, mengungkapkan bahwa meskipun Israel tidak menginginkan perang dengan Lebanon, mereka memiliki kemampuan untuk menanggapi Hizbullah secara drastis jika upaya diplomasi gagal.
Situasi ini menunjukkan eskalasi ketegangan yang serius di antara kedua pihak, dengan masing-masing pihak menegaskan kekuatan militer dan komitmen mereka dalam konflik yang semakin memanas di kawasan tersebut.
Hizbullah mengatakan serangan tersebut sebagai balasan atas serangan Israel di Lebanon di hari yang sama.Hizbullah menyebut Israel telah menyerang kota Nabatiyeh dan desa Sohmor di Lebanon. Serangan itu mengakibatkan empat pejuang Hizbullah tewas.
Serangan di Lebanon itu direspons keras oleh pasukan Hizbullah. Sekutu dari Hamas ini lalu menghujani pangkalan militer Israel dengan puluhan Katyusha roket.Dalam sebuah pernyataan, militer Israel mengatakan ada 35 peluncuran roket yang telah diidentifikasi berasal.