Konsep nilai-nilai Aswaja dalam pertarungan global

Berita Utama, Opini390 Dilihat

ARTIKEL Tua Dalimunthe

Konsep nilai-nilai Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) dalam konteks global saat ini menghadapi tantangan besar. Aswaja, yang dikenal dengan prinsip-prinsip moderasi, toleransi, keseimbangan, dan perdamaian, sering kali terpinggirkan di tengah arus globalisasi dan perkembangan paham-paham baru yang cenderung lebih ekstrem atau liberal.

Beberapa alasan mengapa nilai-nilai Aswaja sering kali tidak lagi diimplementasikan:

Globalisasi dan Modernisasi.

Globalisasi membawa berbagai nilai dan paham baru yang masuk ke berbagai belahan dunia. Nilai-nilai ini kadang-kadang bertentangan dengan prinsip-prinsip Aswaja. Misalnya, individualisme dan materialisme sering kali bertentangan dengan nilai-nilai kolektivitas dan spiritualitas dalam Aswaja.

Radikalisme dan Ekstremisme.

Munculnya kelompok-kelompok radikal yang mengatasnamakan Islam tetapi tidak sejalan dengan prinsip-prinsip Aswaja menyebabkan nilai-nilai Aswaja terpinggirkan. Kelompok-kelompok ini sering kali menggunakan kekerasan dan intoleransi, yang bertentangan dengan prinsip moderasi dan toleransi Aswaja.

Liberalisasi.

liberalisasi juga menantang nilai-nilai tradisional Aswaja. Paham-paham liberal yang menekankan kebebasan individu kadang-kadang bertentangan dengan nilai-nilai komunitas dan norma-norma sosial yang dijunjung tinggi dalam Aswaja.

Kurangnya Pemahaman dan Pendidikan.

Umat Islam sendiri, kurang memahami esensi dan ajaran Aswaja. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pendidikan dan sosialisasi mengenai nilai-nilai Aswaja. Akibatnya, masyarakat lebih mudah terpengaruh oleh paham-paham lain yang tampak lebih modern atau menarik.

Tekanan Sosial dan Ekonomi.

Tekanan sosial dan ekonomi juga mempengaruhi implementasi nilai-nilai Aswaja. Dalam kondisi ekonomi yang sulit, orang cenderung lebih fokus pada kebutuhan dasar daripada mempertahankan nilai-nilai tradisional. Selain itu, tekanan sosial untuk mengikuti tren global juga mempengaruhi cara pandang dan perilaku masyarakat.

Upaya menguatkan Nilai Aswaja Pendidikan dan Sosialisasi. Meningkatkan pendidikan dan sosialisasi tentang nilai-nilai Aswaja sejak dini, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Menguatkan Institusi Keagamaan perlu lebih proaktif dalam menyebarkan ajaran Aswaja dan melawan paham-paham yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Aswaja.

Moderasi dalam Beragama mendorong agar dapat menghadapi ekstremisme dan liberalisme yang berlebihan. Pendekatan moderat ini harus ditanamkan dalam setiap aspek kehidupan umat Islam. Kerja sama internasional adalah membangun kerja sama dengan komunitas internasional untuk mempromosikan nilai-nilai moderasi dan toleransi, serta melawan radikalisme dan ekstremisme. Adaptasi terhadap perkembangan zaman menyesuaikan dan mengadaptasi ajaran Aswaja dalam perkembangan zaman tanpa meninggalkan esensi dan nilai-nilainya. Pendekatan ini memungkinkan Aswaja tetap relevan dalam konteks global. Ada langkah-langkah yang diharapkan nilai-nilai Aswaja dapat kembali diimplementasikan dan menjadi panduan dalam kehidupan umat Islam di tengah dinamika global saat ini.

Konsep nilai-nilai Aswaja (Ahlus Sunnah wal Jama’ah) dalam konteks pertarungan global dan peranannya dalam mendukung program negara untuk kemaslahatan nasional. Pemahaman Nilai-Nilai Aswaja ada Moderasi (Wasathiyyah). Aswaja mengajarkan sikap moderat, tidak ekstrim kanan atau kiri, yang bisa menjadi dasar dalam menghadapi berbagai ideologi dan kepentingan global. Toleransi (Tasamuh). Nilai ini mengajarkan untuk menghormati perbedaan, baik dalam aspek agama, budaya, maupun pandangan politik, yang penting dalam menjaga keharmonisan di tengah keragaman. Keseimbangan (Tawazun).

Mengajarkan keseimbangan antara kebutuhan spiritual dan material yang penting dalam pembangunan negara. Keadilan mengutamakan prinsip keadilan dalam semua aspek kehidupan yang menjadi fondasi dalam penegakan hukum dan pemerintahan yang baik. Kontribusi dalam Pertarungan global penguatan identitas nasional.

Nilai-nilai Aswaja bisa memperkuat identitas nasional yang inklusif dan toleran, sebagai benteng menghadapi pengaruh negatif globalisasi yang bisa merusak nilai-nilai kebangsaan. Promosi perdamaian. Aswaja mendorong dialog dan kerjasama antar umat beragama, yang bisa mendukung diplomasi internasional dan perdamaian dunia. Pendidikan dan penyuluhan. Aswaja dapat mendukung program-program pendidikan yang mengajarkan toleransi dan anti-radikalisme, membantu membentuk generasi muda yang kritis namun tetap menghormati perbedaan.

Dukungan untuk kemaslahatan Negara. Memberantas radikalisme dan terorisme. Mengajarkan moderasi dan toleransi. Aswaja berperan penting dalam mencegah dan memberantas radikalisme yang bisa merusak negara. Membangun masyarakat madani.

Aswaja mendukung pembangunan masyarakat yang adil dan sejahtera, dengan mendorong partisipasi aktif dalam pembangunan sosial, ekonomi, dan politik. Menguatkan pemerintahan yang baik dari nilai-nilai Aswaja mendorong penerapan prinsip-prinsip keadilan, transparansi, dan akuntabilitas dalam pemerintahan, yang esensial untuk kemaslahatan negara. Kerjasama dengan program negara. Kolaborasi dengan pemerintah baik ormas-ormas yang berasaskan Aswaja dapat bekerja sama dengan pemerintah dalam program-program pemberdayaan masyarakat, pengentasan kemiskinan, dan pendidikan.

Partisipasi dalam kebijakan publik melalui partisipasi aktif dalam proses legislasi dan kebijakan publik, Aswaja dapat memastikan bahwa nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan diimplementasikan dalam kebijakan negara. Pengawasan dan kontrol sosial. Aswaja dapat berperan dalam mengawasi dan memberikan kontrol sosial terhadap implementasi program-program pemerintah, memastikan bahwa program tersebut berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip kemaslahatan.

Nilai-nilai Aswaja berperan strategis dalam pertarungan global dan mendukung program negara untuk kemaslahatan. Dengan moderasi, toleransi, keseimbangan, dan keadilan, Aswaja dapat memperkuat identitas nasional, mempromosikan perdamaian, dan memberantas radikalisme, serta berpartisipasi aktif dalam pembangunan masyarakat madani dan pemerintahan yang baik.

=====

(Penulis adalah Mahasiswa Pascasarjana Prodi KPI UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan) 

=====

geraimedia.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya, pendidikan dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, merupakan pendapat pribadi/tunggal) penulis, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto penulis (minimal 700 px dalam format JPEG/posisi lanskap), data diri singkat (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Tulisan tidak dikirim dalam bentuk lampiran email, namun langsung dimuat di badan email. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected].

Editor:

Ikhwan Nasution

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *