ARTIKEL Dr Suheri Harahap, M Si
Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) sedang berada di ambang kebangkitan sosial dan ekonomi yang signifikan. Dengan langkah-langkah strategis yang dirancang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Tapsel menargetkan perubahan yang mendalam di berbagai sektor, dari ekonomi hingga budaya. Berikut adalah beberapa poin penting dari visi kebangkitan masyarakat Angkola di Tapsel:
Penutupan Kedai Tuak dan Larangan Narkoba
Menyadari ancaman serius yang ditimbulkan oleh minuman keras dan narkoba terhadap generasi muda, Tapsel berencana menutup semua kedai tuak dan melarang keras penggunaan narkoba. Pemerintah desa diusulkan mengeluarkan Peraturan Desa (Perda) untuk mendukung langkah ini. Sebagai alternatif, pemilik kedai tuak akan diberikan modal usaha sebesar 100-200 juta rupiah untuk membuka Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dengan fokus pada produksi gula merah, memanfaatkan Tapsel sebagai pusat penghasil gula merah di Sumatera Utara. Seluruh masyarakat juga akan diberikan bibit aren dan lahan seluas 3-5 hektar dari eks HGU/HPG untuk ditanami.
Pendidikan dan Peningkatan Kesejahteraan Mahasiswa
Mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dan organisasi lainnya akan mendapatkan beasiswa penuh untuk jenjang S1, S2, dan S3, asalkan mereka memiliki KTP Tapsel. Setelah lulus, mereka akan dipekerjakan sebagai pegawai PPPK atau honor Pemkab dengan prioritas 80% lowongan kerja di perusahaan untuk anak Tapsel. Universitas di Tapsel, seperti Universitas Graha Nusantara (UGN), akan didorong menjadi universitas negeri, dan universitas lainnya seperti Universitas NU, Universitas Muhammadiyah, dan UIN Syahada akan mendapatkan bantuan dan tanah.
Pembentukan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
Tapsel akan membentuk beberapa BUMD, termasuk PDAM, Pasar Tradisional, UMKM, dan pengelolaan Danau Siais. Dengan melarang masuknya ritel modern seperti Indomaret, Tapsel akan menggantinya dengan ritel lokal, Indo Angkola, yang akan dipimpin oleh direktur berkualifikasi S3 dari luar negeri.
Sertifikasi Ulama dan Pendidikan Pesantren
Ulama di Tapsel akan mendapatkan sertifikasi dengan tugas utama mengajar Al-Quran dan berdakwah. Semua pesantren akan memberikan pendidikan gratis, dengan kebutuhan pangan santri dipenuhi melalui pertanian padi yang dikelola oleh Bumdes. Program irigasi akan ditingkatkan untuk mencapai swasembada pangan, dengan dana umat dari ZIS yang dikelola oleh BAZNAS Tapsel digunakan secara transparan. BUMD juga akan menyalurkan Corporate Social Responsibility (CSR) ke pesantren, sekolah, dan universitas, sementara hasil tambang akan dikelola oleh koperasi syariah sebagai bentuk praktek ekonomi syariah.
Sertifikasi Raja-raja Adat dan Pemajuan Kebudayaan
Untuk melestarikan budaya Angkola, seluruh bagas godang akan direnovasi menjadi pusat kebudayaan, destinasi heritage, dan ruang terbuka hijau. Raja-raja adat yang lulus sertifikasi akan mendapatkan dana 50-100 juta rupiah untuk mengayomi masyarakat. Setiap tahun, bagas godang akan mendapatkan hibah sebesar 1 miliar rupiah untuk kegiatan pagelaran kebudayaan Angkola, dengan harapan menarik turis mancanegara. Peningkatan kesejahteraan masyarakat juga akan dilakukan melalui bantuan pra kerja, PKH, BPJS, dan sertifikasi Balai Latihan Kerja (BLK) untuk putra/i Tapsel.
Legalisasi Tambang dan Skema Plasma
Tambang yang saat ini dianggap ilegal akan menuju legalisasi melalui koperasi, dengan seluruh lahan tambang dikelola untuk memberikan dampak ekonomi positif. Skema plasma akan diwujudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat adat Angkola melalui perusahaan yang beroperasi di wilayah mereka.
Dengan langkah-langkah strategis ini, Tapsel berkomitmen untuk membangun masyarakat Angkola yang lebih maju, sejahtera, dan berbudaya. Wassalam, horas mardalihan natolu.
======
(Penulis adalah Dosen UIN-SU Tinggal di Medan putra Angkola Barat Tapsel)
======
