Aksi Demonstrasi Tentara Bolivia, Dobrak Istana Presiden

geraimedia.com- Jakarta. Aksi demonstrasi oleh tentara Bolivia. Tentara dan tank dikerahkan di luar gedung-gedung pemerintah dan mencoba merobohkan pintu istana presiden Bolivia. Dilansir AFP, Kamis (27/6/2024), tentara dan tank memasuki Plaza Murillo, sebuah alun-alun bersejarah tempat kantor kepresidenan dan kongres berada.

Salah satu tank mencoba mendobrak pintu besi istana presiden.Televisi Bolivia melaporkan bahwa panglima militer Jenderal Juan Jose Zuniga sempat memasuki istana presiden sebelum pergi dengan berjalan kaki.

“Kami mengecam mobilisasi tidak teratur yang dilakukan beberapa unit Angkatan Darat Bolivia,” tulis Arce di media sosial X, “Demokrasi harus dihormati, ‘tulisnya.

Presiden Bolivia, Luis Arce, mengecam mobilisasi tidak teratur tersebut melalui media sosial, sementara mantan Presiden Evo Morales menyebut kejadian ini sebagai kudeta yang sedang berlangsung.

Ada spekulasi bahwa Jenderal Juan Jose Zuniga, seorang panglima militer, terlibat dalam rencana tersebut dan muncul di televisi sebelumnya dengan ancaman untuk menangkap Morales jika ia mencalonkan diri lagi pada 2025 setelah diskualifikasi.

Morales, yang sebelumnya sangat populer, mengundurkan diri pada tahun 2019 dalam kontroversi terkait pemilihan presiden, namun kembali ke Bolivia setelah sekutunya, Luis Arce, memenangkan pemilihan presiden pada tahun 2020.

Situasi ini menambah ketegangan politik di Bolivia, dengan pendukung Morales melakukan protes berhari-hari pada bulan Januari atas diskualifikasi Morales.

Organisasi Negara-negara Amerika (OAS) telah mengecam mobilisasi pasukan dan menegaskan komitmennya untuk mendukung tatanan konstitusional yang sah di Bolivia dan di seluruh Amerika.

Aksi demonstrasi tentara Bolivia yang mencoba mendobrak pintu istana presiden Luis Arce telah menimbulkan kekhawatiran serius.

Presiden Arce mengecam mobilisasi tidak teratur tersebut melalui media sosial, menegaskan pentingnya menghormati demokrasi. Mantan Presiden Evo Morales menggambarkan situasi sebagai kudeta yang sedang berlangsung, dengan spekulasi bahwa panglima militer, Jenderal Juan Jose Zuniga, terlibat dalam rencana tersebut. Organisasi Negara-negara Amerika (OAS) juga telah mengutuk tindakan tersebut, menegaskan tidak akan mentoleransi pelanggaran terhadap tatanan konstitusional yang sah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *