ARTIKEL Dr. Suheri Hatahap, M. Si
Ditengah dinamika perkembangan zaman, masyarakat adat Angkola Tapanuli Selatan (Tapsel) menemukan panggilan untuk menggelar Kongres yang mendalam dan bermakna. Sebagai Pengetua Adat Tabagsel, langkah ini tidak sekadar simbolik; melainkan sebuah komitmen untuk memperkuat eksistensi Lembaga Masyarakat Adat dalam mendukung pembangunan dan kesejahteraan bersama.
Kongres ini menjadi momentum penting bagi tokoh-tokoh adat dan cendekiawan Tapsel untuk mengadakan diskusi yang menyeluruh mengenai dampak pembangunan seperti kondisi infra struktur yang masih perlu berdampak seperti jalan, irigasi, rumah sakit, puskesmas, sekolah dll. Jalan rusak yang berdampak ekonomi, tambang dan PLTA Simarboru dampak positif dan negatifnya terhadap masyarakat. Dalam konteks ini, penting untuk diakui bahwa kehadiran etnis Angkola dalam agenda lintas etnis sangatlah relevan, mengingat peran historis dan kebudayaan yang kaya.
Organisasi independen yang tidak terjebak dalam politik praktis menjadi pilar utama dalam memikirkan kesejahteraan masyarakat adat. Dukungan terhadap pemekaran Sumatera Tengah adalah bukti nyata komitmen untuk mendukung perkembangan daerah tanpa meninggalkan nilai-nilai kearifan lokal.
Gelorakan semangat tokoh-tokoh perantau yang terkenal, seperti Marsipature Hutana Be, yang telah memberikan kontribusi besar dalam pertumbuhan investor lokal dan pertimbangan yang mendalam terhadap investasi asing. Hal ini membuktikan bahwa kemajuan etnis Angkola dapat terwujud seiring dengan kedaulatan negara, sebagaimana yang diakui oleh Pasal 18 B UUD 1945.
Para pemangku adat di Tapsel memiliki visi yang sejalan dalam mempertahankan tatanan norma adat dan budaya, sambil membangun komunikasi yang kuat antara masyarakat adat dengan pemerintah. Ini bukan hanya soal menjaga kearifan lokal, tetapi juga membangun fondasi yang kokoh bagi masa depan yang lebih baik.
Kongres Masyarakat Adat Angkola Tapanuli Selatan akan menjadi tonggak penting dalam memperkuat identitas dan kedaulatan masyarakat adat, serta mengarahkan arus pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif. Semangat dan tekad untuk mewujudkan hal ini tidak hanya menjadi tugas, tetapi juga amanah yang harus diemban bersama demi kesejahteraan generasi mendatang.(Penulis adalah Dosen Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN-SU) tinggal di Medan putra Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan)