Ikhwan Nasution (49), wartawan Medan Bisnis Daily dan penerima beasiswa BRI Fellowship Jurnalism 2021, baru saja dinyatakan sebagai salah satu lulusan terbaik dalam Yudisium ke-9 Universitas Islam Negeri (UIN) Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan tahun 2024. Ikhwan menyelesaikan pendidikan program magister dalam waktu kurang dari dua tahun dengan IPK 3,95 (Pujian).
“Saya tidak menyangka bisa menjadi salah satu peserta Yudisium terbaik dengan IPK 3,95. Ini sangat memuaskan, terutama di usia saya yang tidak muda lagi,” ujar Ikhwan setelah mengikuti proses Yudisium di Aula Terpadu Pascasarjana UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan, Kamis (25/7/2024).
Ikhwan berada di antara lima orang penerima cendera mata sebagai mahasiswa terbaik dari berbagai program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam. Ia mengaku merasa sangat bangga, terutama mengingat usianya. Menyelesaikan program pascasarjana dengan baik adalah pencapaian yang membuatnya bangga dan merupakan hasil dari amanah beasiswa BRI Fellowship yang diperolehnya melalui kompetisi pada akhir tahun 2021 lalu. “Saya sempat kaget saat dinyatakan lulus, terutama karena batas waktu penyelesaian kuliah adalah dua tahun. Jika tidak selesai tepat waktu, biaya kuliah dan uang saku tidak akan diperpanjang,” katanya.
Ikhwan Nasution adalah salah satu dari 36 penerima beasiswa BRI Fellowship Jurnalism tahun 2021, dari lebih 900 peserta yang mengikuti kompetisi. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas jurnalis dan merupakan tahun ketiga program fellowship ini dilaksanakan. Ikhwan, bersama Arifin, adalah satu dari dua orang penerima beasiswa dari Provinsi Sumatera Utara. “Kami adalah dua orang yang lulus dari Provinsi Sumatera Utara. Arifin juga telah menyelesaikan studinya di Pascasarjana USU,” ujarnya.
Para penerima beasiswa BRI Fellowship Jurnalism bebas memilih perguruan tinggi negeri di seluruh Indonesia. Ikhwan memilih UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan, dekat dengan tempat tinggalnya. Meskipun memulai studi di usia 47 tahun, yang sering dianggap sebagai usia non-produktif, Ia melawan tantangan tersebut dengan keyakinan dan semangat. Ia memanfaatkan waktu dengan efektif, menyelesaikan semua tugas dan makalah dengan hasil yang memuaskan, serta selalu hadir di kampus tanpa absen.
Selama dua tahun, Ikhwan tidak pernah absen dan memastikan kehadirannya 100 persen. “Strategi belajar saya mirip dengan mengaji, yaitu mengulang-ulang hingga benar-benar memahami materi,” katanya.
Ikhwan juga memanfaatkan teknologi seperti Zotero untuk mengelola referensi, serta sering berdiskusi dengan dosen untuk menyelesaikan tugas-tugas ilmiah. Ia mempersiapkan penelitian dan metodologi dari awal, yang memudahkan penyelesaian tesis dengan cepat. Tesisnya berjudul “Analisis Hierarki Pengaruh Manajemen Komunikasi Media Medan Bisnis Daily di Era Digital” berhasil lulus dengan nilai “A” pada sidang Munaqasyah Mei 2024, dan ia berhak menyandang gelar Magister Komunikasi dan Penyiaran Islam/Magister Sosial (M.Sos).
Selain berkarir sebagai jurnalis, Ikhwan juga pernah menjabat sebagai penyelenggara pemilu di tingkat kecamatan dan anggota Dewan Riset Daerah (DRD) Kota Padangsidimpuan. Ia juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan menerima berbagai penghargaan, seperti juara lomba karya tulis lingkungan dan penghargaan dari program UbahLaku BNPB serta Kominfo RI.
Ikhwan Nasution adalah contoh inspiratif tentang pentingnya tidak pernah berhenti belajar. Ia mengutip kata-kata motivasi dari Nora Roberts dan Hendry Ford untuk terus berusaha dan belajar. Seperti Virginia “Ginger” Hislop, yang meraih gelar masternya pada usia 105 tahun, Ikhwan menunjukkan semangat belajar dan pencapaian meski di usia tidak muda lagi.