ARTIKEL: Budi Santoso Siregar
Mahasiswa Pascasarjana Program Studi Tadris Matematika Dilangsir dari situs Direktorat Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan, Kebudayaannya, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Negara Indonesia merilis hasil Studi PISA ( Program for Internasional Student Assesment ) pada tahun 2022, untuk literasi matematika Indonesia meningkat 5 tingkat dari posisi sebelumnya akan tetapi dari segi skor hasilnya terjadi penurunan yang lebih signifikan dibandingkan dengan 5 periode sebelumnya. Data ini menunjukkan memang terjadi penurunan dari sisi literasi matematika terutama karena dampak Covid-19 yang mengharuskan pembelajaran jarak jauh.
Dilangsir dari situs Kompas.com, menurut Dewi Susanti sebagai pakar pendidikan sekaligus Direktur Program Pendidikan dan Kualitas di Tanoto Foundation mengatakan ada beberapa akar masalah dalam rendahnya kemampuan Literasi Numerasi Siswa yaitu yang pertama kurangnya pemahaman guru terhadap konten Matematika yang diajarkan kepada murid, yang kedua terkait dengan metode pengajaran matematika. Ketiga, adanya bias dari guru terutama terhadap kemampuan murid untuk berkembang. Oleh sebab itu, selain dari pada peningkatan kualitas murid dalam Literasi Numerasi, dibutuhkan juga peran serta guru dalam mengeksplorisasi budaya matematika agar materi dapat tersampaikan ke para murid dengan baik.
Indonesia dikenal dengan negara yang memiliki bermacam ragam ras, suku, dan budaya. Budaya di Indonesia memiliki banyak aspek seperti makanan, minuman, pakaian, bahkan sampai ilmu pengetahuan. Salah satu aspek yang membuat besar nama Indonesia ialah budaya nya. Karakter suatu bangsa tidak terlepas dari nilai-nilai budaya. Nilai-nilai budaya tersebut pasti tidak terlepas dari budaya itu sendiri. Budaya bisa didefinisikan sebagai pemikiran, akal budi, dan tradisi suatu bangsa yang bertujuan untuk menguatkan tatanan masyarakat social demi memahami lingkungan yang dihadapi serta mendorong terwujudnya kelakuan. Hasil dari tatanan budaya ini terbentuklah sebuah program atau kegiatan yang disebut dengan kebudayaan.
Karakter bangsa Indonesia tidak terlepas dari peran dari kegiatan-kegiatan kebudayaan yang melekat pada kebiasaan bangsa Indonesia. salah satu kebiasaan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia dulu ialah berhitung dengan menggunakan alat-alat yang ada di sekitar lingkungan rumah seperti batu, sapu lidi, rotan, dll. Misalnya dalam melakukan perhitungan dalam bentuk perkalian atau penjumlahan, sapu lidi akan dibentuk seperbagian kecil untuk dikelompokkan sebanyak jumlah perkalian tersebut. Kegiatan yang dilakukan seperti ini dalam matematika disebut dengan etnomatematika.
Etnomatematika di definisikan sebagai cara-cara khusu yang dipakai oleh suatu kelompok budaya atau masyarakat tertentu dalam aktivitas matematika. Istilah Etnomatematika pertama kali di perkenalkan oleh D’Ambrosio pada tahun 1989 untuk menggambarkan praktek matematika pada kelompok budaya yang dapat di identifikasi dan dianggap studi tentang ide-ide matematika yang ditemukan di setiap kebudayaan. Ia mengatakan bahwa matematika yang dipelajari disekolah disebut academic mathematics, sedangkan etnomatematika merupakan matematika yang diterapkan dalam kelompok budaya yang terdefinisi seperti masyarakat suku, kelompok buruh, anak-anak dari sekolah usia tertentu, kelas professional, dan sebagainya.
Pembelajaran berbasis budaya ini akan menguntungkan siswa karena metodenya menyesuaikan dengan kegiatan/budaya yang biasa dilakukan dilingkungan tempat tinggal. Pembelajaran berbasis budaya dapat dilakukan dengan 3 hal yaitu belajar dengan budaya, belajar tentang budaya, dan belajar melalui budaya. Etnomatematika bertujuan untuk mengembangkan cara berpikir siswa dalam aspek matematika tetapi tidak melupakan budaya demi terbentuknya manusia yang berkarakter.
Di era modernisasi ini, etnomatematika perlahan mulai pudar dikarenakan benturan dengan kondisi zaman yang mengedepankan digitalisasi. Indonesia sebagai bangsa yang memiliki ragam budaya dan karakter dengan ciri khas nya masing-masing seharusnya tidak melupakan etnomatematika dalam pengembangan kualitas sumber daya manusianya. Indonesia sebagai bangsa yang besar ragam suku dan budaya nya seharusnya dapat menyeimbangkan pengelolaan kearifan lokal dengan budaya-budaya yang masuk dari luar Indonesia seperti pengelolaan belajar didalam maupun diluar sekolah. Ada begitu banyak penelitian yang menyebutkan bahwa pengaruh etnomatematika memiliki dampak yang baik bagi peningkatan belajar serta kemampuan literasi matematika bagi siswa karena siswa lebih mudah memahami tata kelola bahasa dan metode yang diarahkan oleh pembelajaran berbasis etnomatematika. Salah satu contoh penerapan etnomatematika dalam kegiatan berbudaya ialah hubungan etnomatematika pada permainan tradisional kelereng dimana unsur etnomatematika yang terapat dalam permainan kelereng diantaranya dari kelerengnya sendiri berbentuk seperti bola sehingga dapat dijadikan ubtuk media pembelajaran dari materi geometri, dan tempat untuk mengumpulkan kelereng berbentuk lingkaran dan dikumpulkan membentuk segitiga sehingga dapat melatih anak untuk engga, bar geometri lingkaran dan segitiga. Selain itu untuk menghitung jarak kelereng dengan lingkaran menggunakan jari tangan.
Selain itu juga, eksplorasi etnomatematika sering dilakukan dalam kebudayaan lain seperti eksplorsi pada Rumah adat, eksplorasi pada pakaian adat seperti batik. Selain itu, etnomatematika berperan juga sebagai strategi atau media pembelajaran dari orang tua kepada anak. Pengetahuan tentang etnomatematika yang dimiliki oleh orang tua yang dipelajari dulu bisa diberikan rujukan kepada anak sehingga diskusi tentang pembelajaran anak pun lebih aktif, sehingga pembelajaran tentang matematika tidak hanya didapat oleh anak di bangku sekolah saja akan tetapi di dalam rumah juga. Keaktifan orang tua dalam mentransfer tata bahasa dalam etnomatematika akan menambah kosa kata anak juga dalam pengetahuan tentang matematika, misalnya istilah-istilah yang biasa digunakan oleh kalangan masyarakat dalam pengukuran tanah.
Indonesia adalah negara dengan kekayaan alam dan budaya yang begitu melimpah, dengan potensi yang dimiliki oleh negara ini, Indonesia seharusnya bisa menjadi negara yang maju dengan mengedepankan aspek alam dan budaya nya. Sebagai negara yang terhubung dengan negara lain, Indonesia bisa memilih untuk mengikuti perkembangan zaman akan tetapi dengan potensi besar ini, Indonesia juga seharusnya bisa membangun perkembangan nya sendiri seperti melakukan revolusi budaya yang bertujuan untuk mengenalkan budaya budaya yang ada di Indonesia kepada mancanegara. Indonesia tidak harus menjadi negara yang melawan perkembangan yang terjadi seperti Revolution industry 4.0 atau Revolution society 5.0, akan tetapi sebagai negara yang besar sumber daya alam dan sumber daya budaya nya, Indonesia rasanya juga bisa membangun perkembangan zaman dengan narasi Revolution Culture 6.0.
=====
Penulis adalah Mahasiswa Pascasarjana Program Studi Tadris Matematika UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan).
=====
GeraiMedia.Com. menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya, pendidikan dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, merupakan pendapat pribadi/tunggal) penulis, belum pernah dimuat dan tidak dikirim ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto penulis (minimal 700 px dalam format JPEG/posisi lanskap), data diri singkat (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 1500-2000 karakter. Tulisan tidak dikirim dalam bentuk lampiran email, namun langsung dimuat di badan email. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]
Editor: Ikhwan Nasution