Demokrasi Tidak Boleh Mati di Tapanuli Selatan

ARTIKEL: Hairul Iman Hasibuan, Mi. Kom

Ambisi “Kotak Kosong” merupakan bentuk dari pembunuhan semangat demokrasi. Dukungan partai politik hanya sebatas legitimasi. Belum tentu sejalan dengan nurani praktisi politik.

Rekayasa yang didorong oleh ambisius orang yang merasa hebat tidak boleh kita toleransi.

Membiarkan libido politik hanya demi kekuasaan semu adalah suatu kebiadaban yang merusak peradaban dan budaya masyarakat Tapanuli Selatan, yang sangat menjunjung tinggi nilai ibadah, adat, dan budaya.

Menang atau kalah dalam politik adalah ranah Allah. Manusia hanya disuruh berikhtiar maksimal dengan niat yang ikhlas dan penuh kesyukuran.

Kita tidak boleh takut terhadap ancaman dan tekanan politik dari siapa pun. Ketakutan itu hanya kepada Allah ketika kita sibuk dengan kejahatan.

“Jangan takut, jangan gentar, dan jangan marah. Allah bersama kita. Tawaddu’ tidak sombong dan tidak takabur adalah keniscayaan.”

Perbanyaklah mengingat Allah dan ingatlah bahwa esok kita bisa mati. Berhentilah mengumbar janji-janji politik yang hanya awal dari manipulasi kekuasaan.

Di sekitarmu masih banyak orang yang memiliki idealisme dan kemampuan berpikir objektif serta rasional.

Allah tidak pernah tidur melihat gerakan mafia dengan gaya bahasa ancaman.

Teriakan “kompak” hanya eupinisme atau kebalikan dari kenyataan.

Ingatlah, di depanmu sudah disiapkan kuburan tempatmu mempertanggungjawabkan kebiadaban yang kamu bangun. Nungkar dan Nakir sudah siap menunggumu.

Jangan pernah merasa hebat atau super yang bisa membolak-balikkan hati nurani rakyat dengan suguhan materi yang konon bersumber dari kejahatan.

Siapa pun yang membangun kejahatan, pengkhianatan, dan penzoliman akan mendapatkan balasannya sesuai dengan perbuatannya. Yakinlah, Tapanuli Selatan akan diurus oleh orang-orang baik agar rakyatnya tenang.

=====

(Penulis adalah Dosen UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan) 

=====

geraimedia.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya, pendidikan dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, merupakan pendapat pribadi/tunggal) penulis, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto penulis (minimal 700 px dalam format JPEG/posisi lanskap), data diri singkat (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 1.500-2.000 karakter. Tulisan tidak dikirim dalam bentuk lampiran email, namun langsung dimuat di badan email. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *