Apakah Tapanuli Selatan (Tapsel) mengalami kemerosotan sejak dipimpin oleh Dolly Pasaribu?

Berita Utama, Daerah1763 Dilihat

Pertanyaan ini sering menjadi topik perbincangan di kalangan elit politik dan masyarakat umum, terutama menjelang Pilkada Serentak 2024. Isu ini sering dipolitisasi untuk kepentingan politik tertentu.

Isu ini memang menarik perhatian. Kadang-kadang, isu tersebut sengaja diciptakan untuk menyudutkan pihak tertentu, disinyalir untuk membungkam lawan politik.

Namun, apakah isu negatif yang dibungkus dengan istilah “kemerosotan” ini benar-benar meyakinkan? Wallahu A’lam.

Mari kita teliti apakah Tapsel benar-benar mengalami kemerosotan sesuai fakta empiris. Pemerhati Pembangunan Tapsel, Hairul Iman Hasibuan M.Ikom, mencoba menguraikannya.

Pertama, ia menyebutkan masalah infrastruktur jalan dan irigasi. Menurutnya, pembangunan di Tapsel, dalam kondisi normal, memang tergolong rendah. Namun, perlu diketahui bahwa saat Dolly Pasaribu mulai menjabat sebagai Bupati Tapsel pada Februari 2021, terjadi penyebaran COVID-19, sehingga Pemkab Tapsel harus melakukan refocusing anggaran untuk menangani pandemi tersebut dari 2020 hingga 2022.

Selama tiga tahun kepemimpinan Dolly, penanganan pandemi menjadi prioritas utama, dan meskipun dalam kondisi ini Tapsel tetap berusaha mengurangi kemiskinan. Berdasarkan data statistik, angka kemiskinan Tapsel pada 2021 mencapai 25 ribu orang, menurun menjadi 20 ribu orang pada 2023. Penurunan ini lebih signifikan dibandingkan periode sebelum COVID-19, di mana angka kemiskinan menurun dari 25 ribu menjadi 23 ribu antara 2018 hingga 2020.

Dari sini terlihat bahwa kinerja Dolly Pasaribu dalam mengurangi kemiskinan selama pandemi dapat dikatakan berhasil. Jika dibandingkan dengan kabupaten lain seperti Mandailing Natal, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Utara, penurunan kemiskinan di Tapsel cukup signifikan. Garis kemiskinan di Tapsel pada 2020 sebesar Rp397.363 per kapita meningkat menjadi Rp480.834 per kapita pada 2023, menunjukkan standar peningkatan yang cukup tinggi di bawah kepemimpinan Dolly Pasaribu.

Namun, dibandingkan dengan Padang Sidempuan, yang garis kemiskinannya Rp523.244 per kapita pada 2023 dengan persentase penduduk miskin 6,85 persen, Tapsel masih berada di bawahnya. Ini wajar mengingat jumlah penduduk Padang Sidempuan pada 2023 adalah 236.217 jiwa, sedangkan Tapsel 312.540 jiwa. Jumlah penduduk mempengaruhi garis kemiskinan.

Dibandingkan dengan 2020, Padang Sidempuan memiliki persentase kemiskinan 7,40 persen dengan garis kemiskinan Rp417.455, sedangkan Tapsel 8,47 persen dengan garis kemiskinan Rp397.363. Perbandingan ini menunjukkan bahwa sebelum kepemimpinan Dolly Pasaribu, Tapsel juga tidak mampu mengimbangi Padangsidimpuan.

Namun, antara periode kepemimpinan sebelumnya dan saat ini, jumlah penduduk miskin di Tapsel menurun dari 8,47 persen menjadi 7,01 persen pada 2023. Selain itu, data indeks kedalaman kemiskinan dan indeks keparahan kemiskinan menunjukkan bahwa Tapsel mendekati garis kemiskinan, namun dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen pada 2023, pendapatan masyarakat yang sebelumnya jauh di bawah garis kemiskinan mulai mendekati garis kemiskinan, yang berdampak pada peningkatan ekonomi Tapsel.

Walaupun ada pendapat bahwa perekonomian Tapsel tidak jauh berbeda dari sebelum COVID-19, penyebaran virus tersebut pada tahun 2020 mempengaruhi perekonomian dengan penurunan tajam. Pertumbuhan ekonomi Tapsel hanya sebesar 0,39 persen pada 2020, meningkat menjadi 3,24 persen pada 2021, dan 4,78 persen pada 2022. Pertumbuhan dari 0,39 persen ke 5,11 persen menunjukkan peningkatan signifikan.

Pengeluaran per kapita pada 2023 sebesar Rp11.829.000 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Meskipun dibandingkan dengan Tapanuli Utara, angka pengeluaran per kapita Tapsel masih lebih rendah, namun perkembangan tahunan Tapsel tetap menunjukkan peningkatan.

Dalam hal Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Tapsel mengalami kenaikan menjadi 74,58 pada 2023. Berdasarkan kategori yang ditetapkan oleh UNDP, Tapsel masuk dalam kategori tinggi. Umur harapan hidup juga terus meningkat, mencapai 71,61 tahun pada 2023.

Berdasarkan data ini, dapat disimpulkan bahwa selama tiga tahun kepemimpinan Dolly Pasaribu, Tapsel mengalami peningkatan dalam perekonomian, umur harapan hidup, dan pendidikan. Meskipun terdapat tantangan akibat COVID-19, perbandingan data menunjukkan bahwa perkembangan Tapsel tetap meningkat setiap tahunnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *